logo
Back to List
Artikel

Pasir dan Mutiara

thumbnail

ADA seorang  anak muda yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di sebuah perguruan tinggi. Tanpa pengalaman, berbekal ijazah dan impian yang besar, dai mulai menampakkan langkah, mencoba terjun ke masyarakat dengan mencari pekerjaan. Dia mengirim banyak surat lamaran kerja ke berbagai  perusahaan. Sayang, harapannya tak sesuai kenyataan. Penolakan demi penolakan justru diterimanya. Tapi saat diterima pun, ternyata pekerjaan yang di dapat tidak sesuai dengan kemampuan dan kemauannya.

Saat dia pindah ke perusahaan lain, dan kemudian berpindah lagi, keadaan pun tidak jauh berbeda. Kekecewaannya berulang lagi, ia merasa kecewa pada perusahaan, kecewa pada diri sendiri, dan kecewa pada penerimaan orang lain terhadap dirinya yang tidak seseuai dengan harapannya. Semua itu menyebabkan diasemakin hari merasa stres, dan akhirnya berniat mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri.

Untuk mewujudkan niatnya, dia memilih lautan sebagai tempat untuk bunuh diri. Setibanya di tapi laut yang berombak besar, segera niatnya dilaksanakan. Dia pun berlari mengejar ombak dan melemparkan dirinya ke dalam gelombang air pasang yang siap menelan tubuhnya. Tetapi usahanya gagal! Beberapa kali dia mencoba, juga gagal lagi.

Saat itu, ada pria setengah baya yang kebetulan melihat ulah si pemuda dan segera menghampirinya. Orang itu lantas bertanya kepaanya, ‘‘Hei anak muda, kenapa engkau mau mengakhiri hidupmu dengan jalan pintas seperti ini?’’

Dengan muka sedih dan kepala tertunduk, si pemuda menjawab, ‘‘Hidupku sungguh tidak berarti. Aku gagal! Aku kecewa pada perusahaan tempatku bekerja. Aku kecewa pada diriku sendiri. Aku juga kecewa pada masyarakat yang meremehkan dan memandang rendah diriku. Untuk apa lagi aku hidup seperti ini?’’

‘Anak muda, caramu berpikir itu salah! Pantas kamu mengambil jalan pintas seperti ini. Lihatlah ini,’’ bapak itu berkata sambil tangannya mengambil sejumput pasir dan kemudian melemparkan ke depan. Pasir itu pun segera terserak bersama pasir yang lain. Setelah itu, dia berkata, ‘‘ Pungutlah pasir yang saya lempar tadi.’’

‘‘Ah, mana mungkin pasir itu bisa saya pungut lagi,’’ jawab si pemuda keheranan, tak tahu apa maksud bapak itu menyuruhnya seperti itu.

Melihat pemuda itu tampak tak mengerti maksud perintahnya, bapak itu kemudian ganti mengambil suatu benda dari kantong sakunya dan berkata, ‘‘Sekarang, pungutlah mutiara ini.’’Paman itu lantas melemparkan mutiara dari kantongnya, sama seperti pasir tadi. Dengan segera dipungutlah mutiara itu oleh si pemuda. Mudah sekali!

‘‘Nah anak muda, dirimu saat ini, sama seperti sebutir pasir di pantai, tidak berbeda dengan pasir-pasir yang lainnya. Kalau kamu ingin diakui keberadaanmu dan memperoleh penghargaan dari orang lain, maka jadilah seperti mutiara ini. Tetapi, untuk bisa menjadi mutiara, perlu waktu dan perjuangan yang tidak ringan. Maka, berhentilah mengeluh dan menyalahkan orang lain. Belajar dan poleslah diri dengan sungguh-sungguh dan jadilah mutiara  di kemudian hari.

Si pemuda spontan menjabat erat tangan bapak itu, ‘‘Terima kasih Pak, saya memang salah. Sekarang saya sadar dan mengerti. Saya berjanji akan berubah dan memoles diri dengan keras untuk menjadi mutiara sejati.’’ Maka, si pemuda segera bergegas, ingin memulai harinya yang baru dengan semangat untuk jadi mutiara yang berharga.

Saat kita sadar dan mengerti bahwa meraih kesuksesan itu membutuhkan proses dan perjuangan, maka mentalitas kita akan semakin kuat. Dengan keberanian, ketekunan, dan keuletan, kita siap menghadapi setiap rintangan yang muncul, untuk meraih kesuksesan dan kehidupan yang jauh lebih bernilai.

Mutiara yang indah lahir dari proses alam yang cukup lama. Demikian juga diri kita. Untuk menjadi orang yang dihargai, disegani, dan dihormati, juga perlu pengorbanan dan proses yang berliku dan memakan waktu lama. Tapi,dengan satu tujuan yang pasti, kerja keras, tekad baja, kita akan benar-benar menjadi mutiara yang berharga bagi diri sendiri dan orang lain. Tidak ada sukses tanpa perjuangan. Tidak ada keberhasilan tanpa diiringi peluh keringat dan kerja keras. Maju terus dan poles diri dengan semangat pantang menyerah! Raih kesuksesan dengan langkah pasti! [Mawardin Zega]

profil
bayu admin
Published at 17 Jan 2019
Bagikan Artikel facebook-icon facebook-icon
Komentar 0

Artikel Lainnya

thumbnail
Revolusi Kesadaran Kedua
Pendahuluan. Revolus...
Selengkapnya 31 Jul 2019
thumbnail
SEKJEN MUKI: Perayaan Natal adalah Tugas Gereja, Mari Kita Dukung
MUKI.OR.ID.Jakarta-Menanggap...
Selengkapnya 03 Dec 2019
thumbnail
Kerendahan Hati
    &nbs...
Selengkapnya 06 Mar 2019
thumbnail
Refleksi Paskah 2020: Dosa Ekologis dan Covid-19
JAKARTA - Perayaan Paskah Ta...
Selengkapnya 23 Apr 2020